"...antum luarbiasa, antum semua memang bukan orang sembarangan.. coba
lihat diri antum sekalian, dan tengoklah di luar sana.. apa yang antum
semua lakukan hingga sejauh ini mungkin banyak yang menilai buang-buang
waktu saja, atau tak sedikit bunyi yang mendesas-desis di telinga antum
kalau yang antum lakukan saat ini seperti kurang kerjaan. Tapi, yakinlah ikhwafillah. meski antum memikirkan apa yang orang lain tidak memikirkannya, meski antum mengerjakan apa yang orang lain tak mengerjakannya dan meski antum kelelahan karena semua itu. Jangan pernah mundur hanya karena penilaian bumi, sesungguhnya masih ada penilaian langit yang siap memperindah jalan ini, jalan tarbiyah ini..."
Subhanallah, begitulah petikan Sang Murabbi kala memulai Liqo pekanan. Liqo, ya sebuah pertemuan yang mengikat hati-hati para pelakunya, yang terus berkumpul karena cinta padaNya, yang selalu bersama karena taat padaNya, yang menggenggam persatuan karena dakwah padaNya, yang senantiasa berpadu dalam membela syariatNya. Yang tak henti melantunkan munajat KepadaNya agar ikatan mereka diperkuat, agar cinta mereka dikekalkan, agar jalan mereka ditunjukkan, agar mereka selalu dipenuhi cahayaMu yang tiada redup, agar kelapangan dada mereka berlimpah dengan keimanan, agar ketakwaan mereka terasa indah, agar kehidupan mereka mengenalMu, dan agar tiada mereka nantinya syahid di jalanMu.
karena mereka meyakini bahwa Dialah sebaik-baik penolong..
Dulu, ketika sudah mampu shalat, mengaji Al-Qur'an, puasa ramadhan, zakat dan ibadah-ibadah lainnya. Kupikir sudah cukup untuk mendapatkan perhatian dariNya. Orientasi berpikir kala itu ya kalau sudah banyak ibadah, InsyaAllah aman deh (Astaghfirullah, #MengelusDada). Tak pernah rasanya dulu menyediakan ruang hampa di hati ini untuk menempatkan perhatian kepada sesama saudara muslim. "Yang penting gue dah shalat, tau tu dengan teman2" (Astaghfirullah, lagi-lagi #MengelusDada). Mengajak pun dulu merasa bukan tugas kita. Itu baru teman2 disekitaran, belum lagi yang lebih luas bahkan hingga ke negeri para kaum muslimin lainnya. Pertumpahan darah di Palestina, perjuangaan saudara2 di Suriah, di Mesir, di Irak dan diseluruh penjuru negeri kaum muslimin. Tak pernah rasanya masuk radar perhatianku (Astaghfirullah, kembali lagi-lagi #MengelusDada).
Namun, semua itu berubah kala kampus menyapa dan tak sengaja berkenalan dengan sosok romantis. sosok yang menyebarkan rasa cinta kepada sekitarnya. sosok yang menebarkan bercak kasih sayang kepada saudaranya. sosok yang menoreh tinta kebaikan disetiap perjalannya. sosok yang mengajarkan arti sebuah kepedulian. sosok yang menguraikan bahwa tidak cukup hanya mengurusi keshalehan pribadi, tapi sudah saatnya memikirkan umat ini. sosok itulah yang kemudian ku kenal dengan sebutan Lembaga Dakwah Kampus dan lewat perkenalan inilah aku kemudian berjumpa dengan jama'ah tarbiyah. Di sini aku mulai merubah orientasi berpikirku. inilah perkumpulan yang tak pernah ku temukan sebelumnya.
Perkumpulan yang terlihat aneh bagiku kala pertama kali bertemu. mencoba menanamkan rasa Cinta terhadap setiap pelakunya. Di mana dulu tak pernah diri ini mencoba konsep estafet tilawah, dan kini aku menemukannya di Tarbiyah. Pun tak pernah rasanya membagikan sebercak kisah hikmah, akhirnya semua dapat ku rangkum dalam sebuah tausiyah. bahkan sampai tiba-tiba keseharian kita ditanyakan, kesibukan kita tak luput dari perhatian. hingga hampir selalu dipersiapkan untuk terus mencari bahan tentang keseharian dan kesibukan buat disampaikan saat pertemuan rutin pekanan. aah, ada-ada saja tarbiyah ini. Kerja keras nampak bukan hanya dalam hal pekerjaan dunia semata, tetapi juga ketika berjuang dalam mengembalikan kejayaan Islam. Yaa, Tarbiyah juga berbicara tentang memperjuangkan syari'ah. Menjadi pasukan yang taat, memantaskan diri sebagai
prajurit yang kuat, hingga membentuk tim yang hebat. Seperti itulah Tentara Allah pejuang syari'ah, yang
tak melupakan shalat berjama'ah, tetap setia pada tilawah, pun dengan
ibadah-ibadah sunnah. Dan akhirnya, melalui Tarbiyah aku mengenal Dakwah. Di titik inilah aku belajar bagaimana untuk mampu mengatur harmoni dakwah dan kuliah. Agar tak ada berat sebelah, juga agar dapat mengantarkan keduanya sama-sama terarah.
aah, 'Terjebak' Aku di Tarbiyah. Jebakan yang indah memang..
Sangat ingin rasanya terus mengurai lidah dan menuangkannya menjadi tulisan. Tapi, sesingkat ini biarlah.. lumayan, menjadikan tulisan ini sebagai penghuni baru di blog ini. kasian sudah 6 bulanan tak terjamah..
Intinya.. Tarbiyah is The Beauty Trap..
Sangat ingin rasanya terus mengurai lidah dan menuangkannya menjadi tulisan. Tapi, sesingkat ini biarlah.. lumayan, menjadikan tulisan ini sebagai penghuni baru di blog ini. kasian sudah 6 bulanan tak terjamah..
Intinya.. Tarbiyah is The Beauty Trap..
Aku terjebak, terjebak yang indah..
BalasHapusSetiap insan-Nya punya cerita. Dan ini punya saya : http://lenyorionapriyanti.blogspot.com/2014/06/aku-dan-tarbiyah.html
BalasHapus